Kelak, di Jepang tak akan ada lagi manusia yang berprofesi sebagai petani yang mencangkul, membajak, menanam bibit, dan memanen. Semua akan dikerjakan oleh robot.

Gagasan itu muncul karena populasi Jepang sangat sedikit. Apalagi populasi petani, saat ini yang tersisa telah berusia lanjut. Sekitar 65% petani di Jepang berusia 65 tahun. Sedangkan generasi muda di Negeri Sakura itu lebih memilih berprofesi lain dibanding harus berjibaku dengan lumpur, hama, dan tanaman.

Forum Kelompok Tujuh Menteri Pertanian di Niigiata, Jepang Utara mengumumkan rencana mengganti petani dengan robot, akhir pekan ini. Forum itu beranggotakan tujuh Menteri Pertanian dari Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris.

Kelompok ini cemas karena rata-rata usia petani saat ini telah lanjut. Sementara, para generasi muda enggan terjun ke profesi itu. Kekhawatiran muncul jika para petani pensiun. Jika itu terjadi dan tak ada alih generasi petani, akan mengancam pasokan pangan dunia.

Jepang mengajukan gagasan untuk menjawab tantang pemenuhan permintaan pangan saat petani pensiun adalah robot. “Kelak robot bisa menggerakan traktor. Mereka juga diprogram menanam bibit, merawat tanaman, dan memanen,” kata Menteri Pertanian Jepang Hiroshi Moriyama.

Jepang berencana menggolontorkan 4 miliar Yen atau USD39 juta untuk mengembangkan 20 robot petani. "Tidak ada pilihan lain bagi petani selain mengandalkan teknologi jika mereka ingin meningkatkan produktivitas," kata Makiko Tsugata, analis senior Mizuho Securities Co.

Selain robot, beberapa perusahaan di Negeri Samurai kini berlomba-lomba menciptakan mesin yang membantu memudahkan petani. Seperti Kubota Corp, mengembangkan prototipe pertama traktor otonom untuk digunakan di sawah. Traktor ini dilengkapi global positioning system (GPS), kendaraan memupuk ladang, dan menyuburkan setelah memeriksa kondisi tanah.

Kemudian, Iseki & Co dan Yanmar Co juga mengembangkan traktor otonom dan pemanen. Sementara, Hitachi Ltd mengembangkan sistem untuk mesin pertanian.

source : http://juaranews.com

GONZO BANDUNG